1. Psikologi Pendidikan
dan Ruang lingkupnya
a. Psikologi Pendidikan
Psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu
‘psyche’ yang artinya “jiwa” dan ‘logos’ yang berarti ‘ilmu” (Mangal, 2008).
Dua kata tersebut digabung menjadi ilmu
jiwa. Jadi, Psikologi Pendidikan adalah Ilmu yang berkaitan tentang perilaku
manusia dalam setting pendidikan, baik itu proses belajar/ kegiatan mengajar.
Harapannya adalah agar muncul pemikiran bahwa Learning is fun (sebuah
kebutuhan).
Guru perlu memahami kondisi anak didik, apa
harapan dan kebutuhan, bagaimana proses belajar terjadi serta bagaimana cara
menyesuaikan materi dengan daya tangkap anak. Seorang guru akan dikatakan
berhasil mengajar manakala bisa menguasai materi dan mampu memahami kondisi
anak didiknya.
b. Ruang lingkup psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan cakupannya lebih terfokus
pada proses belajar siswa. Ruang lingkupnya adalah sebagai berikut:
1.Masalah belajar
·
Hakekat belajar
·
Ciri belajar
·
Wujud belajar
·
Faktor yang mempengaruhi belajar
2.Teori- teori belajar
·
Kelompok teori behaviouristik, seperti kondisioning
klasik, kondisioning operan, dan koneksionisme.
·
Kelompok teori kognitivistik, seperti gestalt,
observasinal learning.
·
Kelompok teori humanistik, berpusat pada subjek- Carl
Rogers dan need theory dari Abraham Maslow.
3.Aspek psikologis ynag terlibat dalam belajar, Meliputi:
·
Persepsi
·
Perhatian
·
Ingatan
·
Kecerdasan
·
Motivasi.
4.Kesulitan- kesulitan belajar yaitu meliputi:
·
Hakekat kesulitan belajar
·
Faktor penyebab kesulitan,
·
Indikasi murid yang mengalami kesulitan,
·
Diagnosis kesulitan belajar.
·
2. Perspektif
Psikoanalisa
Sigmund Freud adalah
orang pertama yang memperkenalkan pendekatan psikoanalisis. Hal terpenting dari
pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun,
penyebabnya sering kali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan
rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya.
Pemikiran manusia dipengaruhi oleh 3 lapisan kesadaran dan diibaratkan
seperti gunung es/ ice berg.
Sigmund freud
mengatakan bahwa pikiran manusia dipengaruhi oleh 3 lapisan, dan lapisan yang
paling besar adalah lapisan bawah sadar (sub concious)
Fungsi
psikologi kita dipengaruhi oleh 3 structure, yaitu:
1. Id: adalah dorongan- dorongan yang hanya
mengejar kesenangan semata (pleasure principle).
2. Ego: adalah dorongan- dorongan yang menengahi
/ mengarah ke keadaan yang seimbang(reality principle)
3. Super Ego: adalah dorongan- dorongan/
kebutuhan untuk mencapai tingkatan sufi( morality)
Penerapan pendekatan psikoanalisa: berucap dan berfikir dengan cara
yang baik (well-formed). Sebaiknya didalam kehidupan kita harus menanamkan
well-formed bukann ill-formed.
3. Perspektif
Behaviouristik
a. Teori behaviouristik
Behaviourisme muncul sebagai kounter balik
atas metode analisis introspeksi yang mendominasi bidang psikologi pada awal
abad 19 yang dikenalkan oleh Wilhelm Wundt. Teori ini lahir sebagai bentuk
ketidaksetujuan atas teori sebelumnya yang dipandang sangat subjektif. Melalui
berbagai penelitian dari para tokoh, akhirnya lahir teori yang sangat frontal.
Koch(1964) menyatakan bahwa behaviorisme
klasik yang berlangsung dari 1912-1930 memiliki ciri sebagai berikut:
1. Objektivisme, Menekankan pada perilaku yang
dapat diamati secara objektif.
2. Orientasi S-R (stimulus- respon), ada hubungan
yang dekat antara stimulus dan respon. Respon seseorang dari stimulus yang
diberikan.
3. Periferal, syaraf menjadi pertimbangan dalam
pola hubungan antara stimulus dengan respon.
4. Menitik beratkan pada belajar asosianistik,
bahwa perilaku terbentuk akibat adanya asosiasi.
5. Environmentalism, menekankan pengaruh
lingkungan terhadap pembentukan perilaku.
Kondisionong klasik
Pavlov menekankan bahwa pada dasarnya suatu respon
(perilaku) bisa dimunculkan walau tidak di stimuli oleh rangsang alami atau
rangsang ynag sewajarnya menimbulkan perilaku tersebut.
Koneksionisme
Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah proses
peningkatan (incremental) bukan insight(aha!). Belajar bersifat langsung dan
tidak diperantarai oleh pemikiran atau penalaran.
Operan kondisioning
Skinner membedakan 2 perilaku:
1. Respondent behavior yaitu perilaku yang
stimulusnya diketahui asal- muasalnya.
2. Operant behavior yaitu perilaku yang tidak
diketahui asal- muasalnya.
b. Reinforcement(pengukuhan)
Reinforcement
adalah metode peningkatan frekuensi atau kekerapan (berlangsungnya) suatu
perilaku. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward digunakan untuk
menggambarkan suatu peristiwa yang bersifat lebih umum seperti; ibu membelikan
es krim karena anaknya berperilaku baik. Reinforcement dikenakan pada perilaku yang lebih spesifik seperti; Ibu
guru memuji siswa yang menjawab pertanyaan. Ada dua proses pengukuhan, yaitu:
·
Pengukuhan positif; Peningkatan perilaku ialah dari
menghadirkan stimulus pada siswa atau dengan kata lain pengukuhan positif berarti
sesuatu yang dapat meningkatkan atau menimbulkan periaku.
·
Pengukuhan negatifadalah peningkatan perilaku yang
dihasilkan dari menghilangkan atau memindahkan sebuah stimulus ataua dengan
kata lain menjauhkan sesuatu yang dianggap dapat menurunkan, menghilangkan,
atau tidak memunculkan perilaku yang dikehendaki akan timbul atau meningkat.
c. Implikasi behaviouristik dlam pendidikan
·
Memperhatikan situasi murid.
·
Menentukan respon yang diharapkan dari situasi tersebut.
·
Sengaja menciptakan hubungan antara respon murid dan simulasinya.
·
Perhatikan jangan sampai ada situasi lain yang dapat mengganggu
hubungan stimulus-respon.
·
Bila akan menciptakan hubungan baru, jangan membuat yang sejenis.
·
Ciptakan hubungan yang menghasilkan perbuatan nyata.
·
Upayakan suasana belajar yang memungkinkan anak menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari
4. Perspektif
Kognitif
Kontruktivisme
berpandangan bahwa pengetahuan merupakan hasil kostruksi kita sendiri. Vico,
seorang epistemolog italia berpendapat bahwa mengerti berarti mengetahui
bagaimana membuat sesuatu(Dikatakan mengetahui jika ia mengetahui unsur-
unsurnya). Sementara manusia hanya mengetahui sesuatu setelah yang
dikonstruksikannya.
Piaget
menyatakan bahwa pengetahuan kita diperoleh dari adaptasi struktur kognitif
seseorang terhadap lingkungannya, seperti suatu organisme beradaptasi dengan
lingkungannya agar tetap hidup. Menurut piaget, mengerti adalah proses adaptasi
intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya, sehingga terbentuk pengertian baru.
Tahap
perkembangan kognitif menurut piaget dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu:
Asimilasi (pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki),
Akomodasi(penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru) dan Ekuilibrasi (penyesuaian
kembali yang secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi).
Tahap
perkembangan kognitif anak:
·
Tahap sensorimotor(lahir- 2 tahun)
·
Tahap praoperasional(2-7 tahun), dibagi 2: Berpikir
prekonseptual(2-4 tahun) dan Berpikir intuitif(4-7 tahun).
·
Tahap operasional konkrit(7-11 tahun)
·
Tahap operasional normal(11/12 tahun- 14/15 tahun)
Implikasi teori kognitif
1.
Pola pengajaran di sekolah untuk anak-anak yang berada dalam tahap
operasional formal memerlukan alat bantu untuk memudahkan anak memahami materi
yang bersifat abstrak. Beberapa strategi yang bisa ditempuh guru ketika mengajar
anak yang berada pada tara operasional konkrit (usia 7-11) adalah:
2.
Setelah anak memasuki usia operasional formal, yaitu anak usia
SMP/MTs, guru sudah bisa mulai menyisipkan materi pelajaran yang bersifat
abstrak. Anakpun mulai dikenalkan dengan masalah dan problem solving terhadap
masalah yangbersifat abstrak. Anak usia ini perkembangan kognitifnya mencapai
puncak kemajuan. Anak bisa berlaku seolah ilmuwan yang sedang melakukan
berbagai cobaan atau ilmuan yang akan melahirkan teori/kaidah-kaiadh baru.
3.
Usia 0-2 tahun, anak berada pada masa sensori motor, dimana
sebagian besar aktivitas anak didominasi aktivitas sensoris dan gerak motoris.
Pendidikan untuk bayi bisa menyesuaikan tahap perkembangan kognitif anak. Anak
usia ini wajar bila terlihat banyak gerak, tidak mau diam, berusaha
memanipulasi benda yang ada disekitarnya. Menginjak usia 2 tahun hingga anak
masuk TK, perkembangan kogniitf mengalami kemajuan namun masih kaku.
4.
Konsep lain yang dimunculkan Piaget adalah pendapat bahwa anak pada
dasarnya memiliki kapasitas tertentu yang berbeda-beda dalam menghadapi
permasalahan. Dalam proses perkembangan selanjutnya, lingkungan mengambil peran
terhadap pertumbuhan dan kemampuan individu mengatasi masalah. Konsep yang
ditawarkan Piaget tersebut, menuntut dunia pendidikan menciptakan suasana
kondusif, melengkapi sarana hingga memungkinkan anak melakukan penyesuaian
antara kondisi dengan tuntutan pendidikan. Harapannya, kondisi equlibrium yang
selalu diharapkan anak terwujud.
5. Perspektif
Kognitif Sosial
Teori
ini biasa disebut teori imitasi, karena perilaku terbentuk melalui mengamati
perilaku orang lain termasuk mengamati terhadap efek dari perilaku orang lain.
Teori ini juga dikenal dengan belajar model , karena proses pembentukan
perilaku memerlukan model yang dicontoh atau diikuti. Proses belajar seseorang
terjadi melalui beberapa cara yaitu imitasi, identifikasi dan belajar melalui
model.
Belajar Observational (Albert Bandura)
Faktor
yang mempengaruhi proses belajar yaitu person, environment dan behavior.
Interaksi dari tiga aspek tersebut dapat dijelaskan dengan konsep reciprocal determinism.
Implikasi teori kognitif sosial
·
Pola pengajaran di sekolah untuk anak-anak yang berada dalam tahap
operasional formal memerlukan alat bantu untuk memudahkan anak memahami materi
yang bersifat abstrak.
·
Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu mengajar.
·
Mengusahakan ilustrasi pada bagian materi yang abstrak dengan
gambaran nyata yang terjadi dalam kehidupan anak.
·
Memodifikasi materi agar menjadi lebih konkrit.
·
Menyederhanakan materi yang bersifat abstrak sesuai daya tangkap
anak.
·
Mengkombinasikan materi dengan benda nyata yang ada di lingkungan
anak.
·
Memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk memahami,
merasakan dan melakukan sendiri proses belajarnya.
6. Perspektif
Humanistik
Abraham
maslow mempunyai pandangan yang positif tentang manusia, bahwa manusia
mempunyai potensiuntuk maju dan berkembang. Manusia pada dasarnya adalah baik,
setidaknya tidak jahat. Kemudian maslow meneliti sejumlah orang- orang yang
sukses dan dari situ ia memaparkan teri tentang needs, yang mengatakan
bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan.
Kebutuhan
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu basic needs dan meta needs. Kemudianmaslow menyusun
kebutuhan tersebut secara hirarkis dari kebutuhan terendah/ dasar sampai
kebutuhan tertinggi yaitu aktualisasi diri.
a. Phsycological needs adalah kebutuhan dasar
manusia yang paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup seperti makan, minum, oksigen dal lain- lain.
b. Safety needs adalah kebutuhan akan rasa aman,
merupakan kebutuhan psikologis yang fundamental dan prlu dipenuhi.
c. Love and belongingness adalah kebutuhan kasih
sayang dan kebersamaan dan merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang
berinteraksi secara afektif dan emosional dengan orang lain.
d. Self esteem, memiliki dua konsep yaitu rasa
harga diri oleh diri sendiri dan penghargaan yang diberikan orang lain terhadap
diri seseorang.
e. Self- Actualization merupakan kebutuhan
tertinggi dari semua kebutuhan yang di kemukakan oleh maslow. Kebutuhan ini
akan muncul dan terpuaskanmanakala kebutuhan lain dibawahnya sudah terpenuhi.
Carl
Rogersmemiliki pandangan terhadp manusia, yaitu: pada dasarnya manuisa itu baik
dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, dapat memahami dirinya
sendiri serta dapat mengatasi masalah- masalahnya. Rogers memusatkan kajiannya
terhadap potensi- potensi individu, sehingga teorinya dinamakan “client-
centered”.
Pokok- pokok
penting dalam teori rogers adalah:
·
Unconditional positive regard,pandangang positif terhadap
klien dan menerima klien apa adanya bagaimanapun keadaannya.
·
Tidak mengevaluasi klien, tidak menilai baik atau buruk,
salah atau benar, tidak menentang tapi juga tidak menyetujui.
·
Sympathetic ears, yaitu terapi mendengarkan keluhan klien
dengan penuh simpati, menunjukkan pemahaman dan penerimaan.
·
Terapis berperan sebagai reflective mind, yaitu
memantulkan kembali perasaan klien, memperjelas dan mengklarifikasi perasaan
atau pikiran- pikiran klien.
Perspektif
humanistik menganalisis tentang faktor- faktor yang menyebabkan sebuah perilaku
terjadi Ini berbeda dengan perspektif- perspektif sebelumnya yang menitikberatkan pada aktivitas belajar
individu. Teori hirarki kebutuhan mengajak para pendidik menyelami berbagai
motif beragam anak didik mereka, sedang teori Rogers menuntun bagaimana
mengembangkannya agar menjadi kekuatan positif
bagi masing- masing anak.
Penerapan
perspektif humanistik dalam pendidikan
·
Guru perlu mengupayakan kebutuhan dasar agar kebutuhan
yang lebih tinggi dapat terpenuhi juga.
·
Hargai anak sesuai dengan potensi yang dimiliki.
·
Mewujudkan hubungan harmonis dan saling percaya terhadap
anak didik.
·
Siswa bebas memilih pengalaman belajarnya
·
Kontrak belajar antara siswa dan guru
·
Latihan inquiri
·
Simulasi (membawa kehidupan nyata dalam kelas)
·
Latihan sensitifitas
·
Pengajaran berprogram
No comments:
Post a Comment